Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

BEKAL MENGHADAPI BULAN RAMADHAN

Bekal menghadapi bulan Ramadhan
BEKAL MENGHADAPI BULAN RAMADHAN
Layaknya seorang pengelana bijak, sebelum berangkat berkelana ia pasti akan mempersiapkan segala bekal yang diperlukan dalam perjalanannya. Begitu juga dengan seorang muslim, saat ia akan berkelana melintasi Ramadhan, segala bekal harus dipersiapkan dengan baik.

Suatu hari, Kanjeng Nabi Muhammad Saw. naik ke atas mimbar, ketika naik tangga pertama ia berkata: "Amin," kemudian naik tangga kedua ia berkata lagi: "Amin" kemudian naik tangga ketiga ia berkata lagi, "Amin". Para sahabat bertanya. "Kenapa engkau 3 kali berkata "Amin", Wahai Rasulullah?"

Kanjeng Nabi bersabda, "Ketika aku naik tangga mimbar pertama, telah datang malaikat Jibril dan ia berkata, "Celaka seseorang yang masuk bulan Ramadhan tetapi keluar dari bulan Ramadhan tidak diampuni dosanya oleh Allah." Maka aku berkata, "Amin"

Kemudian Jibril berkata lagi, "Celaka seseorang yang mendapatkan kedua orangtuanya atau salah seorang dari keduanya masih hidup, namun tidak membuatnya masuk surga." Maka kukatakan, "Amin."

Kemudian Jibril berkata lagi, "Celaka seseorang yang jika disebut nama engkau namun dia tidak bershalawat kepadamu." Maka kukatakan, "Amin." (HR. Bukhari)

***

Ada waktu istimewa dalam sehari semalam, yaitu pada sepertiga malam terakhir. Ada hari istimewa dalam seminggu, yaitu hari Jum'at. Ada bulan istimewa dalam setahun, itulah bulan Ramadhan. Jika saat menyambut bulan selain Ramadhan kita tidak terlalu peduli, maka jangan sampai perlakukan Ramadhan sama sepeti bulan-bulan itu. Karena Ramadhan adalah bulan khusus yang disediakan oleh Allah untuk kita.

Ramadhan adalah bulan dimana kemahamurahan Allah berlimpah. Ramadhan laksana telaga bening, airnya adalah maghfirah, gemericiknya tadarus dan dzikir, tepiannya berserah diri dan sabar, dan mari berlomba-lomba menjadi ikan di dalamnya yang senantiasa menikmati telaga Ramadhan yang jernih.

Gagal merencanakan , kata Aa Gym, sama dengan merencanakan kegagalan. Layaknya seorang pengelana bijak, sebelum berangkat berkelana ia pasti akan memepersiapkan segala bekal yang diperlukan dalam perjalannya. Begitu juga dengan seorang muslim, saat ia akan berkelana melintasi Ramadhan, segala bekal harus diprsiapkan dengan baik. Untuk apa? Tentu saja agar perjalanan melintasi bulan mulia itu menjadi nyaman, tak ada kendala berarti, bebas hambatan, penuh khususykan, dan Ramadhan akhirnya menjadi momentum terindah untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Rasulullah memberi kita banyak petunjuk mengenai apa saja yang perlu kita persiapkan untuk menyambut hadirnya bulan mulia ini.

Pertama, mari kita senantiassa berdoa agar Allah mempertemukan kita dengan Ramadhan. Karena datangnya ajal tak dapat ditebak. Meskipun hadirnya Ramadhan tinggal menunggu hitungan jam saja. Karena nanti malam sudah shalat tarawih, bisa jadi satu menit sebelum Ramadhan tiba, Malaikat Izrail sudah datang menjemput. Ada orang yang tadi malam masih segar bugar  jalan-jalan, eh, siangnya sudah meningga dunia. Ada yang kemarin sore masih bisa bersenda gurau dengan kita, eh, malamnya tidur dan tidak bangun-bangun, dan ternyata ia meninggal dunia.

Maka Rasulullah mengajarkan satu doa yang sangat populer untuk diamalkan pada bulan Rajab dan Sya'ban, "Allahumma bariklana fi rajaba wasya'bana wa ballighna ramadhana (Ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan Sya'ban, dan sampaikanlah kami ke bulan Ramadhan)


Ramadhan sangatlah singkat, maka mari kita manfaatkan setiap detiknya dengan amalan-amalan yang berharga, Usahakan agar setiap waktu yang berlalu tidak lepas dari ketaatan, penambahan ilmu, pembersihan diri, dan mendekatkan diri kepada Allah.

Kalau bisa, mari sebelum ramadhan, kita merancang  agenda sedetail mungkin, agar waktu kita, berisi kegiatan-kegiatan yang padat amal. Saran saya, mari berusaha membeli buku-buku bacaan baru. Agar setiap waktu luang bisa kita isi dengan update ilmu. Saat siang hari dan sedang tidak ada aktivitas, biasanya kita gunakan untuk berlama-lama tidur  -- Iya sih bagi orang yang berpuasa tidur itu berpahala--, tapi insyaallah untuk menambah ilmu, baca buku-buku yang  memperluas cakrawala keber-agamaaan kita, juga ketika menunggu buka puasa yang sering kali kita temukan adalah orang-orang yang menghabiskan waktunya di depan layar televisi, bukannya menyaksikan ceramah, malah menyaksikan sinetron yang kadang sangat tidak mendidik. Nah, alangkah indah dan  baiknya jika waktu menunggu buka puasa itu kita manfaatkan untuk memperlajari Al-Qurt'an, mendengarkan ceramah agama (seperti ceramahnya: Gus Baha’, Gus Mus, Prof Quraish Shihab, Cak Nun, Habib Luthfi, Kiai Anwar Zahid dll), tadarus Al-Qur'an (paling apes atau minimal, khatam 1 kali selama bulan Ramadhan, itu dawuhnya KH Achmad Muzakki Syah), dan baragam aktifitas lain yang membuat akal kita menampung informasi dan ilmu-ilmu baru.

Persiapan berikutnya untuk menyambut ramadhan, mari kita bersihkan diri dari segala dosa, baik dosa kepada Allah, maupun dosa kepada sesama manusia. Noktah-noktah dosa yang selama ini menutupi hati dan menghijabi nurani kita sebisa mungkin kita lunturkan sebelum memasuki Ramadhan. Ketika tumpukan dosa yang menghijabi kita dengan Allah telah luntur, semoga kita lebih mudah mendekatkan diri kepada Allah.

Terkait dengan dosa kita kepada Allah, mari banyak-banyak melakukan introspeksi diri, merenungkan semua dosa yang pernah kita lakukan sekecil apapun dosa itu, mari kita tobati dengan memperbanyak shalat tobat dan beristighfar. Karena tidak ada dosa kecil jika terus-menerus dilakukan, dan tidak ada dosa besar jika senantiasa disesali dan ditobati. Sedangkan terkait dengan dosa-dosa terhadap sesame, mari kita bermaaf-maafan sebelum Ramadhan tiba. sekarang kan gampang, bisa minta maaf lewat group Whatsapp, telegram dan lain-lain. mudah sekali itu.

Memang secara eksplisit tidak dijumpai dalil yang secara khusus memerintahkan untuk saling bermaafan sebelum Ramadhan tiba. Memang benar meminta maaf dan memaafkan seseorang dapat dilakukan kapan saja, dan tidak ada tuntunan syariat harus dikumpulkan dulu dan menungg u sampai menjelang bulan Ramadhan. tapi betapa indahnya jika ketika kita memasuki Ramadhan, diri kita telah terbebas dari segala dosa, baik dosa kepada Allah, mapuun dosa kepada sesama manusia. Maka saya sangat menyarakan tradisi halal bi halal maupun saling kunjung-mengunjungi tidak hanya dilakukan di Idul Fitri, alangkah baiknya jika tradisi baik tersebut juga kita lakukan menjelang bulan Ramadhan, tapi untuk sekarang halal bihalal nya lewat online saja ya. Karena sekarang ada Program "Social Distancing" dari pemerintah yang hal itu sangat penting untuk dilakukan. (baca https://www.alodokter.com/pentingnya-menerapkan-social-distancing-demi-mencegah-covid-19).

Semoga kita bisa mempersiapkan semua hal yang berkaitan dengan bulan Ramadhan ini, dan semoga nantinya kita bisa mengoptimalkan detik demi detik Ramadhan  ini agar padat amal, serta memasuki ramadhan ini dengan hati yang  jernih, karena dosa-dosa yang menutup hati dari cahaya Ilahi telah luntur, hilang tak berbekas. Amin.



Post a Comment for "BEKAL MENGHADAPI BULAN RAMADHAN"